Senin, 03 Desember 2012

Matematika Semester 2 Suku Banyak

A. Suku Banyak (Polinom) adalah
Bentuk Umum :
dimana : adalah konstanta, n bilangan cacah.
Pangkat tertinggi x menyatakan derajat suku banyak.
Contoh :
B. Menghitung Suku Banyak/Nilai Suku Banyak
Misal :
Cara Menghitung :
1. Dengan Substitusi
Jika , maka nilai suku banyak tersebut x = -1 atau f (-1) .

2. Dengan pembagian sistem horner
Jika adalah suku banyak, maka f (h) diperoleh dengan cara berikut :
C. Pembagian Suku Banyak
Secara matematis dapat ditulis :

* Jika pembaginya fungsi linier, maka hasil bagi dan sisanya dapat dicari dengan cara metode pembagian sintetis Horner
* Jika pembaginya bukan linier dan tidak dapat diuraikan maka digunakan metode identitas.
Contoh:
Tentukan hasil bagi dan sisa pembagian suku banyak:dengan x -1 dengan menggunakan metode sintesis Horner!
Jawab :
Pembagian adalah (x-1), berarti k = 1
Kita gunakan metode sintetik berikut:

Dari bagan diatas terlihat bahwa hasil bagi adalah (x-1) dan sisa 40
D. Teorema Sisa
  1. Suatu suku banyak f ( x ) jika dibagi ( x – a ) maka sisanya = f ( a )
  2. Suatu suku banyak f( x ) jika dibagi ( x + a) maka sisanya f (-a)
  3. Suatu suku banyak f ( x ) jika dibagi (ax – b) maka sisanya =
  4. Suatu suku banyak f ( x ) habis dibagi (x – a) maka f (a) = 0
E. Teorema Faktor
  1. Jika pada suku banyak f (x) berlaku f (a) = 0 dan f (b) = 0 maka f (c) = 0 maka f (x) habis dibagi (x – a)(x – b)(x – c).
  2. Jika (x – a) adalah faktor dari f (x) maka x = a adalah akar dari f (x).
  3. Jika f (x) dibagi oleh (x – a)(x – b) maka sisanya :
  4. Jika f (x) dibagi oleh (x – a)(x – b)(x – c) maka sisanya : 


Matematika Semester 1 Peluang

                                                       PELUANG

STILAH-ISTILAH DALAM PELUANG

Ruang Sampel
Adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Contoh: Pada percobaan pelemparan sebuah dadu, maka ruang sampelnya adalah S={1,2,3,4,5,6}

Kejadian
Adalah himpunan bagian dari ruang sampel. Contoh: Kejadian munculnya mata ganjil pada pelemparan sebuah dadu, A={1,3,5}

Peluang
Peluang suatu kejadian A didefinisikan

 N(A) = Banyaknya anggota himpunan A
 N(S) = Banyaknya anggota himpunan S




Contoh: Pada pelemparan sebuah dadu, tentukan peluang munculnya mata dadu bilangan prima!
Jawab:
S={1,2,3,4,5,6} N(S)=6
A={2,3,5} N(A)=3

Maka,
P(A)=N(A)/N(S)
 = 3/6

                                                   

Nilai suatu peluang paling besar adalah 1 dan paling kecil adalah 0. Suatu kejadian yang pasti terjadi peluangnya adalah 1, sedangkan suatu kejadia yang tidak mungkin terjadi peluangnya adalah 0.


PELUANG KOMPLEMEN SUATU KEJADIAN

Jika peluang suatu kejadian A adalah P(A), maka peluang kejadian bukan A adalah P(A') = 1 - P(A).

Contoh: Jika peluang hari ini akan turun hujan adalah 1/3, maka peluang hari ini tidak hujan adalah?
Jawab: 1-1/3=2/3.  


Elektronika Semester 2 Multitester

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan multimeter elektronis.
Multimeter non elektronis
Multimeter jenis bukan elektronik kadang-kadang disebut juga AVO-meter, VOM
(Volt-Ohm-Meter), Multitester, atau Circuit Tester. Pada dasarnya alat ini merupakan
gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, tegangan bolak-balik.
Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah:
- batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC volt),
tegangan bolak-balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, µA), arus bolak-balik
(AC amp) resistansi (ohm, kilo ohm).
- sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada pengukuran tegangan
searah dan bolak-balik.
- Ketelitian yang dinyatakan dalam %
- Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolak-balik
(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz).
- Batere yang diperlukan
Multimeter elektronis
Multimeter ini dapat mempunyai nama: Viltohymst, VTM + Vacuum Tube Volt Meter, Solid State Multimeter = Transistorized Multimeter. Alat ini mempunyai fungsi seperti multimeter non elektronis. Adanya rangkaian elektronis menyebabkan alat ini mempunyai beberapa kelebihan.
Multimeter dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu multimeter analog dan digital.
Multimeter analog menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus (elektronis dan non elektronis). Sedangkan multimeter digital menggunakan peraga bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal digital.
multimeter analog multimeter digital
Multimeter analog terdiri dari bagian-bagian penting, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Knop pengatur nol ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC volt (dcv)
7. Batas ukur AC volt (acv)
8. Batas ukur ampere meter DC
9. Saklar pemilih (dcv, acv, ohm, ampere dc)
10. Test pin positif (+)
11. Test pin negatif (-)
BAB II
MULTIMETER
Fungsi
Fungsi dasar dari multimeter antara lain yaitu sebagai:
Alat ukur arus searah
Ammeter arus searah (DC ammeter) dipergunakan untuk mengukur arus searah. Alat ukur ini dapat berupa amperemeter, milliamperemeter dan galvanometer.
Dalam mempergunakan ammeter arus searah perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
- Ammeter tidak boleh dipasang sejajar (paralel) dengan sumber daya
- Ammeter harus dipasang seri dengan rangkaian yang diukur arusnya
- Polaritas (tanda + dan -)
rangkaian dasar ammeter searah
Misalkan M adalah milliamperemeter dengan batas ukur 1 mA dan resistansi dalam = RM
Kita pasang suatu resistor RP paralel dengan meter M.
Dari rangkaian,dapat dilakukan perhitungan berikut:
Arus yang diukur adalah:
Misalkan IM adalah batas ukur meter M = 1 mA dan dipilih RP =” ” “1″ /”9″ RM
Maka arus yang diukur adalah:
Jadi, dengan memilih harga RP tertentu, kita dapat mengatur besarnya arus IX yang diukur. Resistor RP disebut resistor parallel atau “shunt” dari suatu rangkaian ammeter.
Alat ukur tegangan searah
Suatu alat ukur tegangan searah umumnya terdiri dari: meter dasar (Amperemeter) dan rangkaian tambahan untuk memperoleh hubungan antara tegangan searah yang diukur dengan arus searah yang mengalir melalui meter dasar. Meter dasar merupakan suatu alat yang bekerja (merupakan stator), dan suatu kumparan yang akan dilalui arus yang bebas bergerak dalam medan magnet tetap tersebut.
rangkaian dasar voltmeter searah
Dari gambar ini dapat diperoleh:
VX = IM RS + IM RM
Dengan :
VX = tegangan yang diukur
RS = resistor seri
RM = resistansi dalam meter
M = meter dasar (berupa mA-meter)
Bila IM adalah batas ukur meter M atau skala penuh maka RS harus dipilih sehingga VX
merupakan batas ukur dari seluruh rangkaian sebagai voltmeter.
Alat ukur tegangan bolak-balik
Pada dasarnya voltmeter bolak-balik terdiri dari: rangkaian penyearah, meter dasar (misalnya µA-meter searah) dan resistor seri.
rangkaian dasar voltmeter bolak balik
Untuk a, arus searah:
Atau VX (harga efektif) ≈ 1,11 IM (RS + RM)
Skala multimeter ssebagai voltmeter bolak-balik umumnya ditera (dikalibrasi) untuk bentuk gelombang sinusoida murni. Dengan demikian meter akan menunjukan harga yang salah bila kita mengukur tegangan bolak-balik bukan sinus murni.
Alat ukur resistansi
Secara umum suatu rangkaian ohmmeter terdiri dari meter dasar berupa miliammeter/mikroammeter arus searah, beberapa buah resistor dan potensiometer serta suatu sumber tegangan searah/batere. Kita mengenal dua macam ohmmeter, yaitu ohmmeter seri dan ohmmeter paralel.
rangkaian dasar ohmmeter
V adalah sumber tegangan searah/batere dan RM adalah resistansi dalam meter dasar M
Mula-mula diambil RX = nol atau A-B dihubungkan sehingga diperoleh arus melalui meter M adalah:
Pada keadaan tersebut R2 diatur agar meter M menunjukan harga maksimum. Imaks = arus skala penuh (full-scale).
Bila diambil RX = tak terhingga atau A-B dalam keadaan terbuka maka diperoleh IM=0
Sekarang dimisalkan suatu resistor RX dipasang pada A-B maka arus melalui M adalah:
Dalam persamaan tersebut IM = arus yang mengalir melalui meter M dan RX = resistansi yang diukur.
Multimeter dapat juga dipergunakan untuk mengukur besaran-besaran (atau sifat-sifat komponen) secara tidak langsung).
Beberapa contoh diantaranya adalah:
a. mengukur polaritas dan baik buruknya dioda secara sederhana
b. mengetahui baik buruknya transistor secara sederhana
c. mengukur kapasitansi
d. mengukur induktansi
e. bila pada multimeter ditambahkan rangkaian tertentu, multimeter tersebut dapat
berfungsi sebagai:
- “ Transistor tester”
- Wattmeter
- Pengukur suhu
Prosedur Penggunaan Multimeter
Sebelum digunakan pastikan multimeter tersebut dalam keadaan masih berfungsi dengan mengecek baterai pada multimeter tersebut.
Arahkan saklar pemilih pada posisi off. Lalu pasang test pin positif dan negative.
Sebelum melakukan pengukuran (tegangan DC, tegangan AC, dan Arus DC), posisikan jarum skala pada angka nol (disebelah kiri). Jika belum menunjuk angka nol, atur dengan pengatur jarum skala secara pelan-pelan agar tidak rusak.
Untuk pengukuran tahanan, arahkan saklar pemilih pada batas ukur Ohm meter terlebih dahulu, lalu hubungkan test pin positif (+) dan test pin negative (-) hingga ujung test pin saling bersentuhan, setelah itu atur jarum skala hingga menunjuk angka nol disebelah kanan dengan menggunakan knop pengatur nol ohm. Perlu di ingat bahwa setiap batas ukur Ohm meter, Jarum skala tidak selalu menunjuk ke angka nol, untuk itu perlu di set dengan benar setelah mengganti batas ukur yang akan digunakan.
Bila proses pengukuran sudah selesai atau multimeter sedang tidak digunakan, maka jangan lupa mengatur saklar pemlih pada posisi mati (off) agar baterai yang digunakan tidak cepat habis.
Cara Pemasangan Multimeter
Pengukuran tegangan, tahanan dan arus
Mengukur Besarnya tegangan
Untuk multimeter/Avometer analog batas ukur untuk voltmeter AC adalah :
0 s.d 10 volt posisi saklar adalah 10 ACV
0 s.d 250 volt posisi Switch atau sakelar adalah 250 ACV
0 s.d 500 volt posisi Switch atau sakelar adalah 500 ACV
0 s.d 1000 volt posisi Switch atau sakelar adalah 1000 ACV
Berikut ini adalah cara mudah mengukur tegangan AC menggunakan multimeter.
Switch atau sakelar kita putar kita arahkan pada posisi voltmeter AC (ACV).
Perkirakan tegangan yang akan diukur. Misal : 220 volt.
Sesuaikan posisi Switch atau sakelar dengan batas ukurnya, untuk perkiraan seperti langkah no.2 maka batas ukur yang dipakai adalah 250 ACV.
Kedua kabel (lead test) kita masukkan pada stop kontak dan multimeter dihubungkan ke kedua kutub sumber elektrik AC tanpa memandang kutub positif atau negatif.
Jarum bergerak ke kanan kemudian baca harga yang ditunjukkan oleh jarum pada busur skala.
Untuk tegangan DC maka batas ukur pada multimeter adalah :
0 s.d 10 volt posisi saklar adalah 10 DCV
0 s.d 250 volt posisi Switch / sakelar adalah 250 DCV
0 s.d 500 volt posisi Switch / sakelar adalah 500 DCV
0 s.d 1000 volt posisi Switch / sakelar adalah 1000 DCV
Cara mengukur tegangan batu baterai adalah sebagai berikut :
Perkirakan berapa besar tegangan batu batera. Misalnya : 1,5 volt.
Switch atau sakelar kita putar pada posisi 10 DCV.
Tempelkan kabel merah pada kutub positif (+) dan kabel hitam pada kutub negatif (-) (tidak boleh terbalik).
Jarum bergerak ke kanan. Baca harga yang ditunjukkan jarum pada busur skala.
Rumus dari pengukuran Vdc :
VDC = Tegangan DC
BU = Batas Ukur
SM = Skala maksimum yang dipakai
JP = Jarum Penunjuk
Cara menghitung :
Misalnya Batas Ukur yang digunakan 10 VDC dengan Skala Maksimum 10 VDC dan jarum diatas menunjuk pada angka 4 lebih 2 kolom kecil masing-masing kolom kecil bernilai 0,2 karena antara angka 4 dan 5(tidak tertulis), terbagi jadi (5 kolom kecil) Sehingga JP=4,4
VDC = (BU/SM)JP
=(10/10)4,4
nilai terukur=4,4VDC
Mengukur Besarnya Arus
Untuk melakukan pengukuran arus DC dengan menggunakan avometer, marilah kita lihat langkah-langkah di bawah ini :
Putar sakelar sesuai dengan besarnya arus yang diperkirakan. Misalnya : 0,5 Ampere. Maka sakelar kita putar pada posisi 500 DC mA.
Kabel merah kita tempelkan pada kutub positif (+), kabel hitam pada kutub negatif (-) baterai. (tidak boleh terbalik)
3) Baca harga yang ditunjuk oleh jarum pada busur skala.
Batas pengukuran arus DC pada avomter adalah sebagai berikut :
0 s.d 0,25 mA posisi sakelar adalah 0,25 DC mA.
0 s.d 25 mA posisi sakelar adalah 25 DC mA.
0 s.d 500 mA posisi sakelar adalah 500 DC mA.
Mengukur Besarnya Tahanan
Dalam mengukur tahanan dengan menggunakan Avometer/multimeter batas ukur untuk multimeter minimal 0,2 ohm sampai beberapa mega ohm. Untuk jangkauan ada 3 macam, dimana besarnya adalah pengalian range dengan harga yang ditunjuk jarum pada busur skala.
Contoh : Sakelar kita putar pada posisi x 10 ohm. Kemudian jarum menunjuk angka 15. Maka besarnya tahanan adalah 15 x 10 ohm = 150 ohm.
Tiga macam jangkauan (Range) adalah :
Sakelar pada posisi x 1 Ω (ohm)
Sakelar pada posisi x 10 Ω (ohm)
Sakelar pada posisi x 1000 Ω (ohm)
Berikut langkah –langkah untuk mengukur besarnya tahanan.
Putar sakelar sesuai dengan perkiraan besarnya jangkaun tahanan.
Tempelkan kedua ujung kabel pada multimeter (ujung kabel merah dan hitam saling bersentuhan).
Putar pengatur nol hingga jarum betul-betul menunjuk nol tepat pada busur skala.
Lepaskan kedua kabel yang ujungnya ditempelkan tadi sehingga jarum sakala kembali ke kiri.
Tempelkan kedua kabel multimeter tadi (kabel merah dan hitam) pada kaki-kaki tahanan.
Baca harga yang ditunjukkan jarum pada busur skala.
Kita Kalikan harga yang ditunjukkan jarum tersebut dengan jangkauan yang dipergunakan.
Pemakaian Multimeter
Untuk mengukur tegangan DC, tegangan AC, maupun arus listrik, atur posisi jarum skala terlebih dahulu agar menunjuk angka nol di sebelah kiri. Sedangkan untuk mengukur tahanan, atur posisi jarum skala agar menunjuk angka nol di sebelah kanan.
Mengukur Tegangan Listrik DC
• Arahkan saklar pemilih pada DCV (bisa digunakan untuk menguji accu maupun baterai).
• Untuk mengukur tegangan baterai, test pin (+) dihubungkan ke kutub positif baterai dan test pin (-) dihubungkan ke kutub negatif baterai.
• Untuk mengukur tegangan pada titik pengukuran (TP) pada handphone, test pin (+) dihubungkan ke TP, dan test pin (-) dihubungkan ke chasis handphone.
Tabel pengukuran tegangan listrik DC
Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.
Mengukur Tegangan Listrik AC
• Arahkan saklar pemilih pada ACV
• Hubungkan kedua test pin multimeter, masing-masing pada kedua titik yang akan diukur tanpa memperhatikan kutub positif dan negatif (boleh bolak-balik).
• Baca garis skala ACV pada kedudukan jarum penunjuk.
Untuk mengetahui hasil pengukuran tegangan listrik AC sama seperti yang ditunjukkan pada tabel untuk DC, bedanya hanya di VDC jadi VAC.
Mengukur Arus Listrik
Untuk mengukur arus, alat ukur dirangkai seri antara sumber dengan beban.
Langkah-langkah kerjanya :
• Arahkan saklar pemilih pada DC mA.
• Atur skala lebih besar dari arus yang diukur.
• Hubungkan test pin (+) pada kutub positf (+) Sumber Arus (Baterai / Power Supply) dan test pin (-) hubungkan ke konektor positif (+) beban dalam hal ini handphone.
Tabel pengukuran arus listrik
Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.
Mengukur Tahanan Listrik
Jarum skala akan bergerak ke kanan saat pengukuran hambatan listrik. Semakin kecil hambatan listrik yang diukur, maka semakin besar arus yang lewat resistor. Dan jarum penunjuk semakin kuat bergerak ke kanan sehingga mendekati angka nol ohm. Arus listrik yang lewat pada resistor berasal dari dalam multimeter itu sendiri.
Langkah-langkah pengukuran :
• Arahkan saklar pemilih pada Ohm meter.
• Untuk kalibrasi multimeter, kabel merah dan hitam dihubungkan langsung, kemudian tepatkan jarum penunjuk pada nol Ohm dengan cara memutar knop pengatur nol ohm.
• Hubungkan kedua test pin multimeter masing-masing pada ujung kedua kaki tahanan.
Tabel pengukuran hambatan listrik
Misal jarum meter menunjuk pada angka 3.

Seni Budaya Semester 2 Seni Rupa Murni

Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara

1. Ragam Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
a. Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang dari seni rupa murni yang berdimensi dua. Dari pembubuhan cat, para pelukis mencoba mengekspresikan berbagai makna atau nilai subjektif. nilai-nilai yang melekat pada lukisan dipengaruhi oleh budaya yang dimiliki pelukisnya. Seni lukis Indonesia yang berkembang, pada gilirannya nanti ikut mempertegas jati diri seni budaya Nusantara. Sedangkan seni lukis mancanegara menjadi pembanding seni budaya Nusantara.
Wanita-menyusui karya hendara
Bunga Matahari karya Vincent Van Gogh
Gadis di Depan Cermin karya Pablo Picasso
b. Seni Patung
Seni patung merupakan cabang dari seni rupa murni yang berdimensi tiga. Membuat patung berarti membuat benda tiga dimensi dengan bahan, alat, dan teknik tertentu sehingga menghasilkan karya yang indah dan bermakna.
Garuda Wisnu karya Nyoman Nuarta
Discus Thrower karya Myron (Yunani Kuno)
The Kiss-Auguste Rodin (Prancis)
c. Seni Grafis
Seni Grafis merupakan cabang dari karya seni rupa murni yang berdimensi dua. Berdasarkan dimensinya, seni grafis sama dengan seni lukis, namun dari segi teknik pembuatannya memiliki perbedaan. Seni lukis dengan teknik aquarel, plakat, atau tempra, sedangkan seni grafis dibuat dengan teknik mencetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik cetak tinggi, cetak dalam, setak saring, dan cetak cahaya (photography).
2. Gaya Seni Rupa Murni Nusantara dan Mancanegara
Gaya atau corak atau aliran dalam seni rupa beraneka ragam. Secara garis besar, gaya karya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : tradisional, modern, dan postmodern.
a. Tradisional
Seperti halnya karya seni rupa Nusantara, perupa seni rupa mancanegara juga memiliki gaya tradidional. Gaya ini juga terbagi menjadi dua, yaitu primitif dan klasik.
b. Modern
Gaya seni rupa modern adalah corak karya seni rupa yang sudah mengalami kemajuan, perubahan, dan pembaharuan. Secara umum, modernisasi gaya seni rupa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: gaya representatif, depormatif, dan nonrepresentatif.
1. Representatif
Kata representatif berasal dari representasi yang mengandung pengertian sesungguhnya, nyata, atau sesuai dengan keadaan. Perwujudan gaya seni rupa ini menggambarkan keadaan yang nyata pada kehidupan masyarakat atau keadaan alam. Gaya seni rupa yang tergolong representatif, antara lain : romantis, naturalis, dan realis.
a) Romantisme
Istilah romantisme berasal dari roman yang berarti cerita dan isme yang berarti aliran/gaya. Romantisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya mengandung cerita kehidupan manusia atau binatang. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini, antara lain : Fransisco Goya (Spanyol), Turner (Inggris), dan Rubens (Belanda). Perupa Nusantara yang mengambil gaya itu adalah Raden Saleh.
b) Naturalisme
Istilah naturalisme berasal dari kata nature atau natural yang berarti alam dan isme yang berarti aliar/gaya. Naturalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan keadaan alam atau alami. Pelukis gaya ini pada umumnya mengambil pemandangan alam sebagai objeknya. Perupa mancanegara yang mengambil gaya ini antara lain Rubens, Claude, Gainsborough, Constable, dan Turner. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Abdullah Suryosubroto, Wakidi, Mas Pringadi, dan Basuki Abdullah.
c) Realisme
Istilah realisme berasal dari kata real yang berarti nyata dan isme yang berarti gaya/aliran. Realisme adalah gaya/alaran seni rupa yang menggambarkannya sesuai dengan kenyataan hidup. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini antara lain Trubus, Tarmizi, Wardoyo, dan Dullah. Seedangkan perupa mancanegara yang mengambil gaya ini adalah Remandt van Rijn (Belanda).
2. Deformatif
Istilah deformatif berasal dari deformasi yang berarti perubahan bentuk. Bentuk alam diubah sedemikian rupa sehingga menghasilkan bentuk baru, namun masi menyerupai bentuk aslinya. Gaya seni rupa yang tergolong deformatif, antara lain : Surrealisme, impresionisme, ekspresionisme, dan kubisme.
a) Surealisme
Istilah surrealisme berasal dari kata sur yang berarti melebih-lebihkan, kata real yang berarti nyata, dan isme berarti gaya/aliaran. Surrealisme adalah gaya/aliran seni rupa yang menggambarkannya melebih-lebihkan kenyataan, bahkan ada yang menyebutnya otomatisme psikis yang murni atau mimpi. Perupa mancanegara yang mempelopori gaya ini adalah Salvador Dali.
b) Impressionisme
Impressionisme berasal dari kata impression yang berarti kesan sesaat dan isme yang berarti gaya/aliran. Impressionalisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara seperti Claude Monet, Paul Cezanne, Georges Seurat, dan Paul Gauguin. Perupa nusantara yang mengambil gaya ini, antara lain S. Sudjojno.
c) Ekspressionisme
Ekspressionisme berasal dari kata expression yang berarti ungkapan jiwa yang spontan dan isme yang berarti gaya/aliran. Ekspressionisme adalah gaya/aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa perupa yang spontan pada saat melihat objek. Gaya seni rupa ini diplopori oleh pelukis Belanda bernama Vincent van Gogh. Perupa Nusantara yang mengambil gaya ini adalah Affandi.
d) Kubisme
Kubisme berasal dari kata kubus yang berarti bidang atau bentuk persegi empat dan isme yang berarti gaya/alrian. Kubisme adalah aliran/gaya seni rupa yang penggambarannya berupa bidang persegi empat atau bentuk dasarnya kubus. Gaya seni rupa ini dipelopori oleh pelukis Spanyol yang bernama Pablo Picasso. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah But Muchtar, Mochtar Apin, Srihadi, dan Fajar Sidik.
3. Nonrepresentatif (Abstraksionalisme)
Kata Nonrepresentatif atau abstrak mengandung pengertian suatu bentuk yang sukar dikenali. Suatu gaya yang lebih sederhana bahkan bentuknya sama sekali meninggalkan bentuk alam. Karya seni rupa abstrak berupa susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya seni rupa yang berbentuk abstrak ini ada yang abstrak ekspresionis dan abstrak murni. Gaya ini dipelopori oleh perupa mancanegara, antara lain : Paul Klee, Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Jackson Pollock. Perupa Nusantara yang mengikuti gaya ini adalah Amry Yahya, Fajar Sidik, But Muchtar, dan Srihadi.
c. Postmodern
Postmodern atau disingkat “Posmo” adalah gaya seni rupa pasca atau sesudah modern. Sejalan dengan perkembangan budaya masyarakat dunia, seni rupa pun ikut mengalami perkembangan gaya. Jika seni rupa tradisional memiliki ciri perpaduan antara penyederhanaan bentuk dan sedikit ornamental. Gaya “posmo” lebih bebas dan cenderung tidak memiliki aturan tertentu. Eksplorasi unsur rupa banyak dilakukan untuk gaya ini. Kritik sosial dan kemasyarakatan merupakan tema yang cukup dominan untuk karya-karya posmo.

Minggu, 02 Desember 2012

Kimia Semester 2 Laju Reaksi

LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA


Persamaan Reaksi dapat dituliskan sebagai berikut :
aA + bB ---> cC + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien, A dan B adalah Reaktan (pereaksi) serta C dan D adalah Produk (hasil reaksi)
Saat reaksi berlangsung, jumlah A dan B semakin lama semakin berkurang,s ebaliknya jumlah C dan D akan semakin bertambah

MOLARITAS
Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi dari suatu larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter larutan, yang dirumuskan sebagai :
M = mol/L atau M=mmol/mLAdakalanya molaritas ditentukan melalui pengenceran dari suatu larutan. Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Oleh karena jumlah molnya tetap, maka
n1=n2 atau V1.M1=V2.M2
dalam bidang industri untuk mengetahi molaritasnya harus diketahui volume larutan pekatnya (larutan primer). Caranya dengan menentukan molaritas dari alrutan pekat yangdikatahui kadar dan massa jenisnya. Kemolaran tersebut dapat dicari dengan rumus:
p x 10 x % massa
M = ------------------------ mol.L-1
Mr
Dimana = M adalah Molaritas, r = massa jenis, % massa = kadar, Mr = massa molekul relatif

LAJU REAKSI
Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk tiap satuan waktu, yang dituliskan sebagai berikut :
Perubahan konsentarasi
Laju = -----------------------------
Periode waktu reaksi

Selama reaksi berlangsung, konsentrasi pereaksi berkurang, sedangkan konsentrasi produk bertambah.
Jika A --> B maka untuk
d[A] d[B] d[C]
Laju A = - ------- dan Laju B = + ------ sehingga V = ---------,
dt dt dt
Dimana : d[C] = perubahan konsentrasi, V = laju reaksi, dan dt = perubahan waktu

Untuk reaksi yang lebi kompleks, misal 2A --> B, maka laju reaksi berkurangnya A adalah 2 kali lebih cepat dari laju pembentukan B, sehingga penulisan laju reaksi menjadi
1 d[A] d[B]
Laju A = - -- ------- dan Laju B = + ------
2 dt dt
Atau melihat kecenderungan koefisien yang terlibat

PERSAMAAN LAJU REAKSI

INGAT : Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi, bukan konsentrasi hasil reaksi.

GULBERG dan WAAGE menuturkan : “Laju reaksi dalam sistem pada suatu temperatur tertentu berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang bereaksi, setelah tiap-tiap konsentrasi dipangkatkan dengan koefisiennya dalam persamaan reaksi yang bersangkutan.”
Misalnya pada reaksi :
mA + nB ---> pC + qDmaka Laju Reaksi menurut reaksi di atas adalah :
V = k [A]m [B]n
m dan n merupakan pangkat atau menunjukkan orde reaksi, jika dijumlahkan maka akan menjadi orde reaksi total.
Orde reaksi memunkinkan kita mengetahui kebergantungan reaksi terhadap reaktan. Pada reaksi yang berlangsung bertahap, orde reaksi ditentukan oleh tahapan reaksi yang paling lambat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHILAJU REAKSI
1. KonsentrasiSemakin besar konsentrasi pereaksi yang direaksikan akan semakin besar pula laju reaksinya

2. SuhuSemakin tinggi suhu akan semakin mempercepat terjadinya reaksi. Hal ini terjadi karena dengan bertambahnya suhu maka energi kinetik pada partikel reaktan semakin besar.
Dalam praktiknya setiap kenaikan suhu 10oC, maka laju reaksi akan naik 2 kali lebih besar, yang dirumuskan sebagai :
Vt = (dV)dt/10.Vo atau Vt = (2)dt/10.Vo
dt = t2 – t1

3. KatalisKatalis adalah zat yang dapat mempercepat laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen. Katalis dibedakan atas 2, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. (bergantung fasa zat)

4. Luas PermukaanPada sistem heterogen sangat bergantung pada luas permukaan antara fasa. Reaksi antara padatan dan cairan atau padatan dengan gas akan lebih cepat jika luas permukaan bidang sentuh zat padat diperbanyak.

Mulok Semester 2 Cara Membuat Bandeng Presto


Bahan :
  • 2 kg bandeng (kira-kira isi 6 ekor)
  • 1 butir ragi tapai, haluskan
  • 3 sdm garam
  • 2 sdm air asam Jawa
  • 10 lembar daun salam
  • 10 cm lengkuas, iris, memarkan
  • 5 btg serai, memarkan
  • 2 liter air
  • daun bambu/daun pisang
Bumbu, haluskan :
  • 15 butir bawang merah
  • 15 siung bawang putih
  • 10 cm jahe
  • 6 cm kunyit
  • 15 btr kemiri, sangrai
  • 1 sdm ketumbar, sangrai
  • 1/2 sdm garam
Cara Membuat Bandeng Presto :
  1. Buang insang dan isi perut bandeng. Cuci bersih, tiriskan.
  2. Campur ragi dan garam, lumurkan pada bandeng. Diamkan kira-kira 2 jam. Cuci di air mengalir. Tiriskan kembali.
  3. Lumuri bandeng dengan bumbu halus hingga rata. Alasi masing-masing bandeng dengan daun bambu, kalau tidak ada gunakan lembaran daun pisang.
  4. Tuang 1 liter air dalam panci presto. Beri daun salam, lengkuas, dan serai. Letakkan klakat di atasnya (air tidak boleh lebih tinggi dari klakat)
  5. Taruh bandeng yang telah dilumuri bumbu di atas klakat. Atur rapi searah disetiap lapis. Lapis berikutnya melintang. Tutup panci rapat. Masak hingga panci berdesis. Masak selama 30 menit. Matikan api.
  6. Biarkan panci dingin, buka tutupnya, tuangi lagi air perlahan melalui sisi-sisi panci, lagi, jangan sampai air melebihi klakat. Masak kembali selama 30 menit sejak panci berdesis. Dinginkan panci. Buka tutupnya, angkat bandeng. Tiriskan. Bandeng siap digoreng.
  7. Kocok lepas 1 butir telur, potong bandeng serasi, celupkan pada telur, goreng di minyak panas. Sajikan dengan sambal bajak.
Tips Bandeng Presto :
  • Yang mau bandengnya agak kuning, boleh ditambahkan kunyitnya.
  • Gunakan pisau tajam untuk mengiris bandeng presto agar potongan halus dan tidak remuk.
  • Kalau mau bandeng presto goreng lebih garing, gunakan tepung bumbu untuk menggorengnya.