PENCAK SILAT
A. Pengertian Pencak Silat
Beberapa pengertian Pencak Silat menurut para pakar dintaranya sebagai berikut:
1. Abdus Syukur menyatakan bahwa, Pencak adalah gerakan
langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur
komedi. Pencak dapat dipertontonkan sebagai sarna hiburan, sedangkaan
Silat adalah unsur teknik bela diri menangkis, menyerang dan mengunci
yang tidak dapat diperagakaan di depan umum.
2. Mr.wongsonegoro,
ketua IPSI yang pertama mengatakan bahwa, Pencak adalah gerakan serang
bela, berupa tari dan berirama dengan peraturan adapt kesopanan tertentu
yang bisa dipertunjukkan di depan umum. Silat dlaah inti sari dari
pencak, yakni kemahiran untuk perkelahian atu membela diri mati-mtian
yang tidak dapt dipertunjukkan di depan umum.
3. Imam Koesoepangat, mengatkan Pencak merupakan gerakan bela diri tanpa lawan, sementara silat sebagai bela diri yang tidak boleh dipertandingkan.
4. Maryono
menyimpulkan, bahwa yang menjadi criteria untuk membedakn arti “Pencak
dan arti Silat” adalah apakaah sebuah gerakan itu boleh dipertontonkan
atau tidak.
Tokoh-tokoh
pendiri IPSI akhirnya sepakat untuk tidak membedakan pengertian Pencak
dengan Silat karena kedua kat tersebut memang mempunyai pengertian yang
sama. Kata Pencak maupun Silat sama-sama mengandung pengertian kerohanian, irama, keindahan dan kiat maupun praktek, kinerja atu aplikasinya.
Pada akhrnya , PB.IPSI beserta BAKIN pada tahun 1975 mendefinisikan sebagai berikut:
Pencak
Silat adlah hasil buday mnusiaa Indonesiaa untuk membela, mempertahnkan
eksistensi (kemandiriannya) dan Integritsnya (manunggal) terhadap
lingkungan hidup/alam sekitarnya untuk mencapai keselarasan hidup guna
meningktkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aspek-aspek Pencak Silat
Pencak
mengandung beraneka ragam aspek. Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
secara substansial memandang pencak silat sebagai suatu kesatuan (Catur
Tunggal), seperti tercermin dalam senjta trisula pada laambang IPSI.
Ketiga ujung trisula melaambangkaan, unsure Seni, beladiri dan olahraga
dan gagngnya mewakili unsure mental-spiritual.
Penampakan tiap-tiap spek pencak silaat tersebut menggambrkan tujuan keberadan satu sam lain sebagi satu kesatuan.
Sebagi spek mental-spiritual, pencak silat lebih banyak menitik beratkaan pada pembentukaan sikap dan watak kepribadian pesilat yang sesuai dengan falsafah budi pekerti luhur.
Pada spek Bela diri, Pencak Silat bertujuan untuk memperkuat naluri manusia untuk membela diri terhadap berbagai ancaman dan bahaya.
Aspek Seni dari pencak silat
merupakan wujud kebudayaan dalaam bentuk kaidah gerak dan irama,
sehingga perwujudan taktik ditekankan kepada keselarsan, keseimbangan
dan keserasian antaraa Wiraga, Wirama dan Wirasa. Keempat aspek tadi,
selaanjutnya mendasari pengembangan Pencak Silat menjadi 4 tujuan,
yaitu: (1) pencak silat mental-spriritual, (2) pencak silat beladiri,
(3) pencak silat seni, dan (4) pencak silat olahraga.
B. Manfaat Pencak Silat
1. Pencak Silat Sebagai Pendidikan
Pencak
Silat merupakan bagian dari budaya Bangsa Indonesia yang bernilai
luhur. Nilai-nilai luhur Pencak Silat terkandung dalam jati diri yang
meliputi tiga hal pokok sebagai satu kesatuan yaitu, (1) Budaya
Indonesia sebagai asal dan coraknya, (2) falsafah budipekerti luhur
sebagai jiwa dan sumber motivasi penggunaannya, (3) pembinaan mental
spiritual/budi pekerti luhur, beladiri-seni, dan olahraga sebagai aspek
integral dari subtansinya.
Pencak
Silat yang dihayati keseluruhan nilaai-nilinya akan mempunyai manfaat
yang besar, bukan saja bagi individu yang mempelajarinya tetapi juga
bagi masyrakat, dengan kat lain pendidikan pencak silat mempunyai
manfaat individu dan social. Pendidikaan pencak silt dapat memberikan
sumbangan dalam pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dalaam rangkaa
pembangunan seluruh masyrkat Indonesia, serta merupakan “character and national building”
Pendidikaan
pada dsarnya adalah pembangunan Sumber daya Manusia, pendidikan Pencak
Silat yang bverakra pada budaya Indonesioa yang mencakup segi mental dan
fisikal secara terpadu dihaarapkaan dapat membentuk manusia seutuhnya
yang berkualitas seperti di bawah ini:
(a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) Berkepribadian dan mencintai budaya Indonesia,
(c) memiliki rasa percaya diri,
(d) menjaga martabaat diri,
(e) mampu menguasi dan mengendalikan diri,
(f) mempunyai rasa tanggung jawab serta disiplin pribadi dan sosial,
(g) senantiasa menegakkaan kebenarn, kejujuran dan keadilan serta tahan uji dalam menghadapi cobaan dan godaan.
(h) menghormati sesama manusia, terutama kepada yang lebih tua dan memberikan tauladan kepada yang lebih muda.
(i) Bersikap damai dan bersahabat kepada siapapun yang baik
(j) Mempunyai
kepekaan dan kepedulian social yang tinggi serta suka menolong manusia
lain yang sedang berada dalam kesulitan dan keresahan
(k) Selalu rendah hati, ramah dan sopan dalam bicara dan pergaulan social
(l) Berjiwa
besar, berani mawas diri, dan mengoreksi diri, berani meminta maaf atas
kesalahan yang diperbuat dan senang memberi maaf keada orang lain dan
mengaku bersalah.
(m) Mengutamakan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pribadi.
(n) Men-dungsi-sosialkan segala kemampuan yang dimiliki.
(o) Merasa optimis tidak mudah frustasi, dan ikhlas dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup.
(p) Rela berkorban demi kepentingan bersama.
(q) Anti
kejahatan dan kenakalan yang mengganggu ketertiban dan ketentraman
serta menghambat upaya warga masyarakat untuk peningkatan
kesejahteraannya.
2. Pencak Silat sebagai Pendidikan Jasmani
Pendidikan
jasmani adalah suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan
memanfaatkan kegiatan jasmani. Pencak silat pada hakikatnya adalah
kegiatan jasmani yang didalamnya terkandung aspek olahraga, dan
merupakan wahana pendidikan jasmani yang meiliki tujuan tertentu. Tujuan
yang terungkap dari pencak silat sebagai sarana pendidikan jasmani
antara lain: (1) Tujuan unuk mencapai kesehatan, (2) Tujuan rekreasi, (3) Tujuan prestasi.
Pencak
silat yang wujudnya merupakan peragaan keterampilan dan latihan semua
jurus dan teknik beladiri yang dilaksanakan secara utuh dengan ungkapan
nyata, dengan tujuan untuk memelihara atau meningkatkan kebugaran,
ketangkasan dan ketahanan jasmani.
Istilah
rekreasi sering diterjemahkan dalam kata menciptakan kembali, melepas
lelah, atau pemanfaatan waktu luang. Namun kita mengenal ciri rekreasi
ditinjau dari tujuannya yaitu:
(a) Sebagai pelepas lelah,
(b) Sebagai penyaluran dalam pengisian waktu luang,
(c) Sebagai imbangan kerja,
(d) Sebagai pemenuhan dorongan unuk bergabung dengan kelompok-nya.
Berdasarkan
pengelolanya kita mengenal rekreasi sekolah (program ekstrakurikuler),
rekreasi perusahaan (kegiatan untuk para karyawan), rekreasi komersial
(diorganisasi untuk mencari keuntungan rekreasi perkumpulan, seperti
klub hobi, organisasi remaja, dan lainnya)
Berdasarkan
bentuknya maka kita mengenal rekreasi yang engandalkan keterampilan
atau gerak jasmani. Termasuk di dalamnya pencak silat sebagai rekreasi
untuk tujuan tertentu di atas. Pencak silat prestasi merupakan olahraga
kompetisi di pertandingkan pada PON, SEA GAMES dan kejuaraan dunia.
C. Ruang lingkup Pencak Silat
Pencak
silat merupakan suatu system beladiri dalam lingkup dan posisinya yang
otonom, terdiri dari teknik- teknik sikap dan gerak yang saling
bergantunng, saling menunjang secar fungsional menurut pola tertentu.
Menurut keputusan Munas IPSI tahun 1994, secara muktural meliputi empat
hal sebagai suatu kesatuan yaitu: sikap pasang, gerak langkah, serangan
dan belaan.
1. Sikap Pasang
Sikap
pasang adalah sikap siaga yang untuk melakukuan serangan dan belaan
secara taktis. Pelaksanaan sikap pasang merupakan kombinasi kreatif
kuda-kuda, posisi, dan taktik penggunaannya.
a. Kuda-kuda
1) Depan sejajar 7) Silang depan
2) Badan berputar 8) Satu kaki diangkat
3) Serong depan 9) Simpuh depan
4) Tengah menghadap 10) Simpuh silang depan
5) Silang belakang 11) Simpuh silang belakang
6) Tengah menyamping
b. Taktik penggunannya meliputi:
1) Terbuka
2) Tertutup
c. Posisinya terdiri dari:
1) Tegak
2) Sedang
3) Rendah
Untuk menyeragamkan pasangan secara nasional, PB. IPSI membagi pasangan menjadi 8, yaitu pasangan:
a) Pasangan satu, kuda-kuda depan sejajar, tangan searah dengan kaki.
b) Pasangan dua, kuda-kuda sejajar, tangan berlawanan dengan kaki.
c) Pasangan tiga, kuda-kuda serong, tangan berlawanan dengan kaki.
d) Pasangan empat, kuda-kuda sejajar, tangan di depan dada.
e) Pasangan lima, kuda-kuda silang belakang, tangan berlawanan dengan kaki.
f) Pasangan enam, kuda-kuda samping, tangan searah dengan kaki.
g) Pasangan tujuh, silang depan, tangan searah dengan kaki.
h) Pasangan delapan, kuda-kuda gantung, tangan terbuka disamping lutut kaki gantung.
2. Gerak Langkah
Gerak
langkah adalah teknik perpindahan atau mengubah posisi diserti
kewaspadaan mental dan indra secara optimal untuk mendapatkan posisi
yang menguntungkan dalam rangka mendekati atau menjauhi lawan untuk
kepentingan serangan dan belaan. Dalaam pelaksanaannya selalu
dikombinasikan dengan sikap tubuh dan sikap tangan.
a. Arah meliputi:
1) ke belakang 5) ke depan
2) ke serong kiri belakang 6) ke serong depan
3) ke kiri 7) ke kanan
4) ke serong kiri depan 8) ke serong kanan belakang
b. Cara pelaksanaannya, meliputi:
1) Angkatan 4) putaran
2) Geseran 5) lompatan
3) ingsutan (seseran) 6) loncatan
c. Pola langkah meliputi:
1) lurus
2) zig-zag (gergaji)
3) segi tiga
4) ladam (tapal kuda)
5) segi empat
6) huruf S
3. Serangan
Serangan
pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu: (1) serangan
dengan lengan, dan (2) serangan dengan tungkai. Serangan lengan itu
selanjutnya dibagi menjadi dua, yaitu: (a) serangan tangan dan (b) serangan siku. Selanjutnya serangan dengan tungkai terbagi menjadi; (a) serangan dengan kaki dan (b) serangan dengan lutut.
Di antara kedua serangan pokok tangan dan kaki, yang paling sering
digunakan dalam pertandingan adalah serangan dengan kaki, karena
memiliki keuntungan utama yaitu jangkauannya panjang.
4. Belaan
Belaan
berarti kesiagaan untuk membela diri dari serangan lawan. Selain itu,
dalam situasi pertandingan, belaan itu berguna untuk mencegah lawan
membuat skor. Secara teknis, belaan itu dilakukan dalam bentuk upaya
untuk keluar dari serangan lawan. Hal ini dilakukan dengan tiga cara
yaitu: (1) menangkis, (2) menghindar, dan (3) mengelak. Ketiga cara itu disebut belaan dasar, yang selanjutnya lebih berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar